Rezki Adji: Rapat Rakyat Ingin Membuka Mata Semua Pihak tentang Kebobrokan Pemerintah dalam Mengelola Uang Rakyat

Foto: Hafidz Fawzan

Jumat, 24 Mei 2024, jam 8 malam, sekumpulan anak muda tengah nongkrong di Warkop Rindang. Setting warkopnya malam itu memang agak lain. Di tembok bahkan di papan penyangga loteng bergelantungan spanduk bertuliskan spidol seperti orang hendak unjuk rasa. Ada tulisan “DPRD Tidur”, dan ada juga yang tertulis “Kampar Inflasi”.

Seorang anak muda, berkacamata dan berambut gondrong, mengenalkan diri sebagai pemimpin redaksi ihwal.co.

“Nama saya Ziyad Ahfi, pemred ihwal.co,” ujarnya. “Ini adalah acara Rapat Rakyat. Sebuah wadah diskusi offline yang diinisiasi oleh ihwal.co yang bertujuan untuk membangun ruang publik yang demokratis,” jelasnya lagi.

Di meja narasumber terlihat hadir tiga orang dari latar belakang yang beragam. Ada Agus Candra, anggota DPRD Kampar, lalu Muhammad Rafi Yahya, seorang akademisi, dan Taufik, yang merupakan Manajer Riset dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau. Ziyad Ahfi sendiri bertindak sebagai moderator.

Di kursi penonton sendiri tidak kalah antusiasnya rakyat yang hadir. Mereka tampak telah duduk berkawan gelas kopi beserta isi kepala yang siap dimuntahkan. Aspirasi itu sama seperti rindu, ia butuh dilampiaskan, agar tidak jadi dendam. Seringkali ketika rakyat dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang menyengsarakan mereka, tapi pemerintahnya sendiri tiba-tiba berubah wujud menjadi tembok yang diam dan kepala batu, rakyat melampiaskan marahnya kepada apa dan siapa?

“Inilah urgensinya Rapat Rakyat,” ujar Ziyad Ahfi. “Ia bertujuan agar rakyat sadar akan hak-haknya sebagai warga negara dan elit politik paham akan kewajibannya sebagai pelayan rakyat.”

Rezky Adji, ketua panitia pelaksana Rapat Rakyat jilid 2, mengatakan bahwa tema yang diangkat pada Rapat Rakyat jilid 2 ini adalah “Uang Rakyat untuk (Si)Apa?”. Tema ini diangkat karena kenyataan obyektif tentang uang rakyat yang dipakai oleh pemerintah dengan ugal-ugalan, di tengah kondisi ekonomi rakyat yang carut marut, dan diperparah lagi dengan seolah-olah pemerintah menutupi data-data penggunaan uang rakyat itu agar rakyat tidak tahu dengan kelakuan mereka. “Kita berharap acara ini dapat membuka mata banyak pihak untuk dapat melakukan aksi nyata dalam menyelematkan uang rakyat ini. Intinya, uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat secara adil dan merata dalam wujud kebijakan yang jelas,” tegas Adji.

Di bangku-bangku warkop terlihat nyata antusiasme rakyat yang hadir. Ada pertanyaan dan pernyataan tajam dan tanpa basa basi oleh para peserta. Sebut saja di antara beberapa elemen rakyat yang hadir, baik secara pribadi maupun mewakili organisasi masing-masing: ada Khariq Anhar, mahasiswa UNRI yang viral karena dilaporkan rektor setelah ia mengkritik kebijakan kenaikan UKT, Khairul Azmi dari Yayasan Rumah Cerdas, Hengki Putra dari aktifis lingkungan yang tergabung di dalam KOMPAK, berbagai kelompok organ mahasiswa, para jurnalis, rakyat tanpa embel-embel, para pengangguran, mahasiswa patah hati, dan yang paling menarik adalah Roby Wahyudi, yang mewakili ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Kampar secara langsung menyatakan dukungan untuk acara Rapat Rakyat ini.

Inilah rakyat itu. Ia ada di atas dan di bawah. Ia bisa jadi berasal dari jalur kiri atau kanan. Ada juga yang merasa nyaman berdiri di tengah. Namun, semuanya adalah rakyat yang suaranya dihitung pada setiap kali pemilu. Sayangnya, suaranya tidak lagi didengar setelah itu.

Rapat ini berlangsung dari jam 8 hingga lebih jam 12 malam. Tepuk tangan riuh, teriakan perlawanan, pembacaan puisi oleh penyair Iben Nuriska, gelak tawa, sarkasme, sindiran, dan segala macam pernyataan dan pertanyaan saling serang antara rakyat dan narasumber, terutama ditujukan kepada anggota DPRD Kampar. Bahkan kedua narasumber yang lain turut memberikan kritik tajam dan masukan konkrit kepada pemerintah dan DPRD. Begitulah seharusnya kita bernegara. Begitulah semestinya kontrak sosial itu diimplementasikan.

Sampai jumpa di medan juang yang lain dan di acara Rapat Rakyat jilid berikutnya. Hidup Rakyat!*

Reporter: Herman Attaqi
Editor: Herman Attaqi

*Tulisan pertama dari lima tulisan tentang Rapat Rakyat jilid 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *