Budaya  

Sebuah Catatan dari Nobar dan Diskusi Film “No UFO Sightings in a Third World Country”

Poster film No UFO Sightings in a Third World Country

Problem sosial itu bukan UFO, sebab ia bisa diidentifikasi. Film “No UFO Sightings in a Third World Country”atau dalam terjemahan bebasnya berarti “Tidak Ada UFO Terlihat di Negara Dunia Ketiga” besutan sutradara, editor, penulis, sekaligus produser sineas muda Riau, Aby Kusdinar, diputar dan didiskusikan di Nonblok Ekosistem pada Senin, 30 September 2024. Film ini diproduksi oleh Sunshower Films. Produksi independen tanpa sponsor atau intervensi apapun, ya, Bang, jawab Aby Kusdinar ketika ditanyakan tentang biaya produksi filmnya.

Aby Kusdinar yang akrab disapa Aby menjelaskan bahwa film ini menyoal bentrokan antara kemerdekaan menjadi diri sendiri dari intervensi-intervensi “asing”, termasuk pengaruh keluarga, masyarakat, dan konflik strukturalnya, serta budaya pop yang hadir lewat industri hiburan. Film ini juga bercerita bagaimana pincangnya masyarakat Patriarki-Melayu-Islam dalam menyediakan perangkat dan sikap yang dewasa terhadap perkembangan dan kompleksitas masyarakat yang hadir dalam berbagai bentuk momok, yang berujung diabaikan. Pada akhirnya, problematika tersebut mengilhami dan bahkan diadopsi generasi muda sebagai sebuah rahasia yang dipelihara diam-diam, jelas Aby.

Bukan tanpa alasan, jika tema yang berat tersebut berhasil dielaborasi oleh Aby ke dalam sebuah film pendek. Ia adalah lulusan Ilmu Komunikasi UIN SUSKA Pekanbaru. Telah aktif berkomunitas sejak tahun 2014, dan berhasil membawanya ke industri perfilman sebagai Kurator Film di salah satu OTT di tahun 2020-2022. Aby tetap aktif menulis karya fiksi, disamping menulis skenario film dan membuat film pendek. Ia juga mengulas film di YouTube dan TikTok melalui akun Sumatran Bigfoot.

Film ini bukan karya saya sendiri, Bang, lanjutnya sembari menambahkan, Ini adalah kerja kolektif oleh banyak kawan yang terlibat. Saya dibantu oleh Ummul Athiyah, Danu Hamersat, Muhammad Iqbal H, sebagai Asisten Sutradara. Ada juga Galang Andjava dan Danu, sebagai Artistik. Dwi Siwi Kurnia N, sebagai Script Continuity. Ummul Athiyah selaku Clapper. Composer adalah Ricky Binta dan Bd. Rauf, dan Bd. Rauf sendiri juga sebagai Sound Design. Soundtrack oleh Cigarettes Wedding. Translator oleh Ananda Nazief dan Rian Kurniawan sebagai Soundman. Saya juga berterima kasih kepada para pemain, yakni Fadli Arifin sebagai Raka, Abdul Ghazi Volta sebagai Edo, dan Husin sebagai Rawi.

Tentu saja, film ini memiliki muatan kritik sosial berdasarkan keresahan Aby Kusdinar dalam melihat berbagai problematika sosial. Problematika sosial itu bisa saja dilihat sebagai konflik atas relasi sosial yang semakin kompleks, perkembangan teknologi dengan segala efek disruptifnya, serta konflik-konflik eksistensial individu-individu di dalamnya. Apapun itu, karya sineas muda Riau, khususnya Pekanbaru ini layak mendapat apresiasi. Tahniah, Aby dan seluruh Kru yang terlibat.

Reporter: Khairul Azmi
Editor: Herman Attaqi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *