Menurut data BPS (2024), pada bulan Januari 2024, angka inflasi di Kampar berada di angka 3,89%. Kemudian memasuki bulan Februari, angka itu semakin tinggi berada di angka 4,63%. Bahkan memasuki bulan Maret, angka itu melesat naik di angka 4,89% (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,29.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran seperti pakaian dan alas kaki (0,45%), perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,28), pendidikan (0,02%), informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,08%), transportasi (0,05%), kesehatan (0,02%), perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,02%), penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,69%) hingga makanan, minuman dan tembakau (3,50%).
Dengan angka setinggi itu, Kampar resmi menyandang status sebagai Kabupaten dengan angka inflasi tertinggi di Provinsi Riau. Padahal, di bulan lalu, Pemerintah Daerah Kampar sudah melakukan upaya dengan melakukan “Pasar Murah” di beberapa titik wilayah di Kampar melalui Dinas Koperasi dan Ketahanan Pangan yang bekerjasama dengan Bulog.
Namun nampaknya upaya “Pasar Murah” di beberapa titik wilayah itu tidak sepenuhnya efektif. Alih-alih dapat menekan angka inflasi, justru inlfasi semakin tinggi dan harga-harga bahan pokok seperti cabai merah, cabai rawit, beras, ayam, telur, kentang, gula dan lain sebagainya tetap belum stabil.
Reporter: Ziyad Ahfi
Editor: Herman Attaqi