Menjelang pementasan, Kota Pekanbaru diguyur hujan lebat dengan intensitas cukup tinggi. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat tim kesenian dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (FSP-ISI) Padangpanjang untuk mempersiapkan pertunjukan yang dijadwalkan pada pukul 20.00 WIB di Gedung Pertunjukan Riau Creative Hub (RCH), Sabtu (9/11). Dengan sedikit mengulur waktu, pementasan tetap berlangsung meriah, terlihat dari kursi penonton yang terisi penuh oleh penonton yang rela menempuh hujan dan titik banjir.
Empat karya seni menjadi suguhan utama dalam pementasan ini, menghadirkan suasana hangat di tengah malam yang sejuk. Pertunjukan pertama adalah musik karawitan berjudul “Rihlah”, karya komposer Jhori Andela. Karya ini merupakan interpretasi ulang dari lagu Alaihi, yang berasal dari kesenian dikia rabano di Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Musik ini ditampilkan dalam format kontemporer dengan tambahan ornamentasi musik digital.
Selanjutnya, dua karya tari turut meramaikan suasana. Pertama, tarian “Menapaki Senja” karya koreografer Donny Osmon, yang mengangkat nilai-nilai tradisi penuh makna yang bertahan meski zaman terus berubah. Tarian ini mengangkat tema persahabatan, kegembiraan, serta nilai-nilai agama dan silat yang membentuk karakter.
Kedua, tarian “Galuik Dantiang Piriang” karya Oktavianus (Mak Boy), yang merupakan pengembangan dari tari piring khas Minangkabau. Tarian ini menggambarkan kebersamaan para petani dalam bercocok tanam serta kebahagiaan muda-mudi saat panen tiba. Dengan gerakan dinamis dan atraktif, piring-piring diayunkan dalam irama yang harmonis, terinspirasi dari gerakan pencak silat Minangkabau yang disesuaikan dengan garapan baru.
Penampilan terakhir adalah teater “The Convincer of Heaven Collapse”, karya dan arahan Wendy HS. Pementasan ini terinspirasi dari cerpen fenomenal AA Navis, “Robohnya Surau Kami”, yang diolah dengan konsep Total Body Performance. Konsep ini mengembangkan elemen artistik Tapuak Galemboang dari seni tradisi randai Minangkabau.
“Empat karya ini merupakan dukungan atas program kerjasama antara Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Padangpanjang dan Riau Creative Hub (RCH), sebagai bagian dari program Kolaborasi Karya Dosen FSP dan DUDI (Dunia Usaha dan Industri),” jelas Dr. Irwan, S.Pd., M.Pd., Dekan FSP ISI Padangpanjang dalam sambutannya. “Program ini bertujuan untuk mengembangkan kemitraan strategis sekaligus mendistribusikan karya-karya inovatif sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan artistik, serta mendukung perkembangan ekosistem seni pertunjukan,” lanjutnya.
Nota kerja sama ini mendapat sambutan hangat dari Raynzi Solihinakta, Sekretaris Badan Riau Creative Network (BRCN). “Semoga kolaborasi ini terus menguat, menciptakan karya-karya penuh inovasi, dan turut mengembangkan industri kreatif,” ungkap Raynzi dengan antusias.
Seluruh pementasan merupakan karya-karya dosen terbaik yang telah melalui proses kurasi ketat. Kurasi ini mempertimbangkan relevansi karya dan kemampuannya dinikmati oleh penonton di Pekanbaru.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator Pandu Birowo, membahas potensi seni pertunjukan dalam industri kreatif. Diskusi ini mendapat tanggapan beragam dari penonton, mulai dari apresiasi hingga masukan. “Karya yang disuguhkan akan lebih menarik jika dilengkapi seni media lain, seperti video mapping atau teknologi tambahan,” ujar Anti Render dengan penuh antusias.
Sementara itu, Dayat, penonton yang datang jauh dari Tambang, Kampar, menyampaikan harapannya agar FSP ISI Padangpanjang juga menjalin kerja sama untuk mengadakan pementasan di desa Cinta Damai, tempat tinggalnya.
Diskusi berlangsung dalam suasana hangat dan penuh tawa, diakhiri dengan ucapan terima kasih dari moderator kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya pementasan ini, termasuk RCH, Jaringan Teater Riau, dan Nonblok Ekosistem yang turut mendukung kegiatan ini.
Reporter: Husin a.k.a Ucin