Bhima Yudhistira Adhinegara: Inflasi Kampar Masih Tinggi

Foto: JPNN (Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies)

Pada bulan April 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat bahwa terjadi inflasi sebesar 3,99 persen year-on-year (y-o-y). Menurut Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi, daerah yang menyumbang angka inflasi tertinggi di Provinsi Riau adalah Kabupaten Kampar sebesar 6,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,32 dan terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 2,96 persen dengan IHK sebesar 106,28 (Riaupos, 3 Mei 2024).

Dalam tanggapannya, PJ Sekda Kampar Ahmad Yuzar berkata, “Tingginya angka inflasi y-o-y ini disebabkan oleh meningkatnya harga pada beberapa kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 11,36 %, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 9,88 persen dimana kondisi ini bertepatan dengan meningkatnya kebutuhan dan konsumsi masyarakat pada Hari Besar Keagamaan Nasional dan juga adanya tradisi Hari Raya Enam sebagian masyarakat di Kabupaten Kampar sehingga membuat harga pasar belum langsung kembali normal setelah Hari Raya Idulfitri.” (Media Center Kampar, 4 Mei 2024).

Sementara itu, menurut Ahmad Yuzar dengan mengutip data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kampar, “Inflasi Kabupaten Kampar kalau dihitung berdasarkan bulan ke bulan (m-to-m) pada bulan Maret dan April 2024 justru mengalami penurunan,” ujarnya kemudian.

Kemudian ia melanjutkan, “Penurunan itu dapat dilihat pada bulan Februari sebesar 0,76 persen, bulan Maret sebesar 0,67 persen, dan bulan April sebesar 0,03 persen.”

Kendati mengalami penurunan secara m-to-m, menurut Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies), “Kalau secara y-o-y masih 6%, artinya inflasi masih tergolong tinggi. Perlu upaya pengendalian harga kebutuhan masyarakat khususnya pangan dengan berbagai intervensi dari pusat dan daerah,“ ungkapnya kepada ihwal.co pada 06/05/2024.

Kemudian, ketika ditanya kembali oleh ihwal.co, walaupun m-to-m menurun, berarti belum membaik ya, Mas? “Iya, belum, harus tercermin di y-o-y yang turun,” tegas Master Ekonomi lulusan Universitas Bradford Inggris tersebut.

Reporter: Ziyad Ahfi 

Editor: Herman Attaqi 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *