Rapat Rakyat: Mempertanyakan Tawaran Program Yuyun – Edwin untuk Kabupaten Kampar

Tunduk Yuyun-Edwin X Rapat Rakyat (Kamis, 10 Oktober 2024)

Kamis malam (10/10/2024), setelah sore harinya Bangkinang Kota disapu hujan, di Lapangan Tenis berkumpul ratusan orang, sebahagian besarnya anak muda dalam wajah hangat. Sebahagian lainnya adalah deretan spanduk bercat pilox bertulis kalimat penuh harap dengan berbagai tuntutan. Bagaimana nasib pengangguran? Apakah beasiswa bisa dianggarkan? Seperti apa keberpihakan pada seniman dan budayawan? Apa alasan kami memilih Yuyun – Edwin? Dan spanduk lainnya dalam berbagai kalimat dalam acara bertajuk “Rapat Rakyat x Tanduk Yuyun – Edwin”.

Khairul Azmi, Direktur Program Rapat Rakyat mengatakan, “Rapat Rakyat kali ini kita lakukan dengan menyesuaikan situasi politik dalam masa Pilkada. Jadi, kita mengundang seluruh paslon untuk menyampaikan program kebijakan yang mereka tawarkan kepada rakyat, apabila mereka terpilih nantinya. Untuk malam ini, kita tampilkan Yuyun – Edwin untuk beradu program di hadapan rakyat, karena mereka adalah pasangan yang langsung merespon undangan dari kita.”

Dalam pengantar forum Rapat Rakyat, Ziyad Ahfi, Pemred ihwal.co yang juga bertindak sebagai moderator mengatakan, “Rapat Rakyat adalah platform diskusi offline yang dimiliki oleh media ihwal.co untuk mempertemukan rakyat dengan elit politik, agar tercipta ruang publik yang demokratis. Dalam Pilkada serentak ini, kapasitas ihwal tetap berdiri tegak sebagai seharusnya media, yakni menjadi mediator sekaligus katalisator untuk membangun demokrasi yang lebih berkualitas. Ihwal.co akan senantiasa mengkritisi kebijakan pemerintah yang terpilih ke depannya.”

Karena ini adalah panggung beradu gagasan dan program yang diperuntukkan buat paslon nomor 4, yakni Yuyun Hidayat dan Edwin Pratama Putra, maka Rapat Rakyat berkolaborasi dengan program Tanya dan Duduk (Tanduk) Yuyun – Edwin. Artinya, Yuyun dan Edwin lebih banyak mendengarkan dan menjawab pertanyaan dari rakyat.

Dewi, seorang ibu paruh baya bertanya dan duduk di antara Yuyun dan Edwin tentang harga bahan pokok yang semakin mahal, sementara perputaran uang tidak stabil yang mengakibatkan banyak kerugian pada pedagang pasar. Lalu, bagaimana Yuyun – Edwin menyelesaikan masalah tersebut, jika terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Kampar?

Edwin menjelaskan, “Perputaran uang di Kampar ini sebagian besar berasal dari APBD dan APBN. APBD Kampar itu nilainya 3,3 Triliun, ironisnya lebih banyak berputar di luar daerah, bukan di daerah kita sendiri. Artinya, ke depan, uang APBD Kampar ini harus berputar di Kabupaten Kampar, agar pasar semakin ramai dan pedagang sejahtera. Cara kami menstabilkan harga adalah dengan melakukan operasi pasar dengan menggandeng perusahaan swasta yang ada di Kampar. Kami juga akan memperbanyak kegiatan (event) yang bisa membuat perputaran uang di daerah semakin besar. Selain sebagai kota Serambi Mekah, Kampar harus dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pariwisata, yang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.”

“APBD Kampar yang 3,3 Triliun itu harusnya membuat pasar semakin ramai, bukan sepi,” timpal Yuyun sembari menambahkan, “Cara membuat pasar semakin ramai adalah dengan memperbanyak uang keluar – masuk dan mempertahankan uang yang ada jangan sampai keluar, seperti memperbanyak event supaya uang yang dari luar semakin banyak yang masuk ke dalam, bukan justru sebaliknya. Hal lainnya adalah proyek-proyek yang ada di Kampar tidak lagi dikerjakan oleh orang-orang luar, tapi orang-orang kita, orang-orang Kampar. Dengan cara seperti itu, kita dapat memastikan uang yang ada di kita ini kembali lagi kepada kita.”

Santi, seorang mahasiswi, bertanya tentang kebijakan pemberian beasiswa dan dijawab dengan tegas oleh Yuyun Hidayat bahwa mereka akan menganggarkan paling sedikit 10 Miliar per tahun untuk beasiswa pendidikan. Beasiswa ini nantinya diperuntukkan bagi mahasiswa kurang mampu, berprestasi, atau yang memiliki kontrak kerja. Yuyun juga memastikan kebijakan pemberian beasiswa ini akan tepat sasaran dan tidak akan ada permainan “Orang Dalam”.

Masih terkait beasiswa, Fanita Aditia, mempertanyakan komitmen Edwin ketika menjabat sebagai anggota DPD RI terkait pemberian beasiswa KIP yang sebanyak 100 kuota, tapi pembagian di kampus dia bekerja hanya mendapatkan kuota sedikit. “Karena keterbatasan kuota. Setahun 100, jadi selama 5 tahun hanya 500 kuota. Dan wilayah pemberian pada waktu itu pun se-Provinsi Riau. Bukan hanya untuk di Kampar saja. Ke depan, supaya merata, saya akan perjuangkan penambahan beasiswa di Kabupaten Kampar sebagaimana komitmen saya dengan Bang Yuyun terkait kebijakan beasiswa,” jawab Edwin.

Rahmad Aidil, seorang pemuda, bertanya terkait kebijakan apa yang ditawarkan oleh Yuyun – Edwin dalam membuka lapangan pekerjaan untuk para pengangguran. Jawaban Yuyun adalah harusnya kita yang menciptakan lapangan kerja. Kita selalu dididik menjadi karyawan, tetapi kita tidak pernah dididik menjadi pemilik. Ke depan, kalau Yuyun-Edwin terpilih, mereka berkomitmen akan menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Menurut Yuyun, caranya adalah dengan; Pertama, memperkuat pasar yang sudah ada. Yuyun sangat menyayangkan bahwa potensi pasar yang hari ini sudah ada justru tidak dikembangkan, seperti Ikan patin, daging sapi, telur, dan sebagainya yang masih impor dari daerah lain, padahal kita punya potensi itu. Kedua, akan memberikan pelatihan khusus. Pelatihan ini akan diberikan secara gratis oleh pemerintah kepada masyarakat agar paham metodenya dan ke depan dapat menciptakan pasar-pasar baru untuk menambah lapangan pekerjaan. Ketiga, akan memberikan pinjaman yang bunganya akan dibayarkan oleh pemerintah.

Di antara sekian banyak penanya dengan segala harapan dan tandukannya, Yuyun – Edwin juga memberikan jawaban-jawaban konkrit sebagai janji mereka ketika mereka terpilih nantinya, yakni menyelesaikan masalah banjir di Bangkinang Kota, menyelesaikan program “Halal Hub” yang mandeg, memberi dukungan penuh kepada atlit yang bertanding membawa nama Kampar, membangun gedung kesenian, serta membangun rumah singgah bagi warga Kampar yang berobat ke Pekanbaru.

Itulah sebagian program kebijakan yang ditawarkan oleh paslon nomor 4, Yuyun Hidayat dan Edwin Pratama Putra, kepada rakyat malam itu. Sebab malam semakin larut, sedangkan tangan yang menunjuk ingin bertanya semakin ramai, tapi waktu selalu saja menjadi pemutus pertemuan-pertemuan. Boleh saja kita berpisah dalam temu, tapi harapan jangan. Ia harus tetap digantungkan bagai kalimat pada spanduk-spanduk di atas Lapangan Tenis itu. Orang-orang boleh saja punya pilihan berbeda, sebagaimana selera kita pada menu-menu yang tertera di kedai kopi. Bisa jadi, ada yang tak suka pada satu pasangan calon pemimpinnya, katakanlah pada Yuyun – Edwin. Mungkin ketidaksukaan itu terjadi karena ketidaktahuan atau barangkali karena pernah dikecewakan. Maka, Rapat Rakyat hanya ingin mengetengahkan pilihan-pilihan kepada rakyat dengan cara yang semestinya. Pilkada itu memilih pemimpin, dan tugas pemimpin adalah memberikan kita kebijakan yang berpihak, yang memanusiakan.

Esensi dari demokrasi adalah terbukanya berbagai piihan. Lalu, segalanya dikembalikan kepada kalian, sebagai rakyat yang berkuasa.

Reporter: Amex

Editor: Herman Attaqi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *