ihwal.co melalui Pemred, Ziyad Ahfi, berkesempatan mewawancarai aktivis HAM, Haris Azhar untuk meminta tanggapannya terhadap kriminalisasi yang dilakukan oleh Rektor UNRI, Sri Indarti kepada mahasiswanya sendiri, Khariq Anhar.
Khariq dilaporkan ke Polda Riau menggunakan UU ITE dengan delik Pasal pencemaran nama baik karena telah mengkritik kebijakan rektor yang berupaya menaikkan UKT dan IPI dengan mengatakan rektor sebagai “broker pendidikan.”
“Kampus itu tempatnya perdebatan. Kalau perdebatan dihindari, lalu cengeng lari ke Polisi, itu menunjukkan bahwa rektor tidak punya intelektualitas dan semakin membuktikan bahwa dia hanyalah broker,” ujar Haris kepada ihwal.co pada Kamis, 09/05/2024.
Kemudian ia melanjutkan, “Melapor ke Polisi terkait hak berekspresi itu juga menunjukkan bahwa rektor anti terhadap konstitusi dan anti terhadap Hak Asasi Manusia. Karena hak atas pendidikan itu adalah Hak Asasi Manusia.”
Atas kasus ini, Haris menyampaikan keprihatinannya terhadap puluhan ribu mahasiswa UNRI karena mereka dipimpin oleh orang yang tidak paham soal Hak Asasi Manusia.
Terkait jaminan atas Hak Kebebasan Berekspresi, Haris menuturkan bahwa di level pengadilan sudah ada koreksi terhadap praktik-praktik yang anti terhadap HAM, seperti kasus dirinya dengan Fatia, kasus Rocky Gerung, Putusan MK dan kasus Petani Pakel di Jawa Timur.
Sebab itu, Haris tegas mengatakan bahwa, “Kritik atas pejabat publik itu sah.”
“Dalam teorinya,” Haris kembali mempertegas, “terhadap pejabat publik, terhadap kepentingan atau kebijakan publik, itu tidak ada hinaan.”
ihwal.co juga meminta pendapat Bang Haris terhadap sikap BEM UNRI dalam kasus ini? “Seharusnya, BEM UNRI berada di pihak Khariq. Sebab BEM tugasnya membela, bukan menjadi medioker,” jawab Haris.
Tentang dukungan terhadap Khariq, Haris tegas mendukung dengan mengatakan, “Tidak usah ada mediasi. Lawan terus. Jangan takut. Karena masalah ini tidak patut dipidana.”
Menurut Haris, yang menjadi poin utama dari kritiknya adalah soal menolak kenaikan UKT. Dan itu harus digaungkan terus. Sebab apa yang disuarakan oleh Khariq Anhar adalah suara publik secara nasional yang harus terus dilawan.
Reporter: Ziyad Ahfi
Editor: Herman Attaqi